Pemeliharaan
tanaman yang disajikan meliputi pemberian air, pemberian hari panjang,
pemupukan, penyiangan, pemberian jaring penegak untuk tanaman produksi
bunga potong serta pemeliharaan khusus lainnya. Sedangkan
penanggulangan hama dan penyakit dibahas pada bab selanjutnya.
- Pemberian air
Pemberian
air dimaksudkan untuk mensuplai kebutuhan air untuk proses fisiologis
tanaman dan menjaga stabilitas suhu serta kelembaban media dan
lingkungan tanam. Metode pemberian air irigasi telah dijelaskan pada klausul 3.2 tentang sarana irigasi. Pemberian air pada tanaman krisan sangat dianjurkan tidak berlebihan hingga lahan pertanaman menjadi tergenang. Kondisi anaerob akibat tergenang dapat menyebabkan akar kesulitan untuk bernafas dan dapat menyebabkan kematian tanaman. Sebaliknya,
kekurangan air atau distribusi air yang tidak merata pada tempat tumbuh
tanaman dapat mempengaruhi kualitas pertumbuhan tanaman.
Gejala
visual yang terlihat bila tanaman kekurangan air adalah vigor tanaman
yang lemah dan pertumbuhan batang yang terhambat (gambar 9). Bila
keadaan ini berlanjut pada saat periode inisiasi bunga, maka proses
pembentukan bunga dapat terhambat dan perkembangan bunga menjadi tidak
merata.
- Pemberian hari panjang
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, krisan tergolong tanaman berhari pendek fakultatif (Facultative-Short Day Plant). Dengan
dasar karakteristik tanaman krisan tersebut, maka untuk memperoleh
tinggi standar tanaman (panjang tangkai bunga) pada bunga potong,
tanaman krisan dipelihara/dipertahankan pada fase vegetatif selama waktu
tertentu agar tumbuh hingga mencapai tinggi tertentu dengan aplikasi
pemberian cahaya lampu tambahan (untuk menambah panjang hari yang
diterima tanaman).
Pemberian
hari panjang dimulai pada hari penanaman dan selanjutnya setiap hari
hingga tanaman induk tidak produktif menghasilkan stek atau bila mutu
stek yang dihasilkan menurun dan keragaan tanaman induk yang
bersangkutan tidak dapat diperbaiki lagi. Untuk pertanaman bunga potong,
kondisi hari panjang diberikan selama 30 – 40 hari tergantung jenis dan
varietas atau hingga tanaman telah mencapai tinggi 50 – 55 cm.
Pemberian cahaya tambahan selama fase vegetatif dapat dilakukan dengan metode nite-break (siklik). Metode siklik ini menurut Maaswinkel dan Sulyo (2004), dianjurkan menggunakan pola 10-20×6 (10 menit lampu menyala diikuti 20 menit lampu dimatikan dalam satu siklus). Metode
siklik dapat juga diterapkan dengan pola 5-1×5, 15-15×6, 6-24×8 atau
penyinaran terus menerus selama 3 – 5 jam tergantung varietas yang
ditanam (Langton, 1987; Horridge dan Cockshull, 1989).
Gambar
10. Tanaman krisan dengan pertumbuhan bunga yang tidak seragam akibat
interupsi cahaya di antara fase gelap pada periode hari pendek (Foto:
Maaswinkel dan Sulyo).
Sehubungan
dengan sensitifitas tanaman krisan terhadap cahaya, keberadaan cahaya
di antara fase gelap ini pun perlu mendapat perhatian. Hicklenton
(1984) mengemukakan bahwa keberadaan terang (cahaya) di antara fase
gelap selama induksi pembungaan (hari pendek) akan mempengaruhi
pertumbuhan bunga. Cabang baru bunga akan tumbuh dengan
waktu yang tidak bersamaan dan muncul dari segmen tanaman bagian tengah
atau bawah tanaman (over branching) seperti disajikan pada gambar 10. Selain
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bunga yang muncul dari
perubahan pertumbuhan apikal, kemunculan bakal bunga ini dapat
mengurangi bentuk dan mutu fisik bunga potong (Maaswinkel dan Sulyo,
2004).
- Pemupukan
Selain pupuk dasar, pemupukan lanjutan dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 2 minggu. Pupuk
pelengkap cair juga diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman
secara optimal. Aplikasi pupuk cair dilakukan dengan cara disemprotkan
pada tanaman atau bersamaan dengan pemberian air irigasi (fertigasi)
sesuai dosis anjuran dengan frekuensi 2 kali seminggu mulai awal tanam
hingga menjelang panen. Pemberian pupuk pelengkap cair juga
dapat dilakukan bersamaan dengan aplikasi pestisida sepanjang jenis
pestisida yang digunakan kompatibel (tidak terjadi kontra-indikasi)
dengan jenis pupuk daun yang digunakan.
Sangat dianjurkan apabila dapat melakukan analisis jaringan tanaman sebelum melakukan pemupukan. Hal
ini berguna sebagai acuan dan dapat memberikan gambaran tentang jenis
unsur hara yang menjadi faktor pembatas dan jenis yang akan ditambahkan
serta dosis pemupukannya. Dosis dan waktu yang tepat mengacu pada kondisi nutrisi pada jaringan tanaman yang dianalisis. Pada
lahan pertanaman krisan, unsur esensial harus tersedia dalam jumlah
yang memadai dan seimbang untuk mendukung pertumbuhan optimal tanaman. Kondisi nutrisi yang ideal pada media tumbuh pertanaman krisan disajikan pada tabel 1 berikut ini.
0 komentar:
Posting Komentar