Pembibitan Krisan dapat dilakukan dengan beberapa cara
Bibit krisan salah satunya didapatkan secara vegetatif, antara lain dengan cara kultur jaringan dan stek pucuk. Langkah-langkah untuk mendapatkan bibit krisan secara vegetatif tersebut, antara lain:
1) Kultur jaringan
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk merangsang jaringan-jaringan biji (generatif), serta jaringan-jaringan batang, daun, tunas, dan akar (vegetatif) dengan menempatkan jaringan-jaringan tersebut dalam media semai khusus yang berupa padatan atau cairan yang sudah disterilkan sehingga terbebas dari mikroorganisme. Kultur jaringan lebih efektif digunakan untuk pembibitan vegetatif. Adapun tahapan-tahapan untuk mendapatkan bibit bunga krisan dengan menggunakan kultur jaringan, antara lain.
a) Menyeleksi induk krisan
Pertama menyeleksi induk krisan agar mendapatkan induk yang berkualitas, sehingga bibit yang dihasilkan berkualitas pula. Ciri induk krisan yang berkualitas adalah pertumbuhan bunganya cepat, memiliki produktivitas bunga yang cukup tinggi, tidak terserang hama dan penyakit (dalam kondisi sehat), serta memiliki banyak mata tunas.
b) Pengambilan mata tunas
Proses selanjutnya potong mata tunas dengan suet yang steril, kemudian mata tunas tersebut direndam selama 10 menit dalam Sublimat 0,04 % HgCL. Jika telah selesai, bilas mata tunas tersebut dengan air suling yang steril.
c) Eksplan (penempatan mata tunas) pada medium padat
Sebelum mata tunas ditempatkan pada medium, perlu adanya persiapan untuk membuat medium tersebut. Medium yang diperlukan adalah medium MS padat yang dicampurkan dengan 150 ml air kelapa per liter, 1,5 mg kinetin per liter, dan 0,5 mg NAA per liter di dalam sebuah wadah yang steril, biasanya wadah yang digunakan adalah botol. Setelah medium dibuat, kemudian masukan mata tunas tadi ke dalam medium tersebut (botol). Mata tunas mulai berakar setelah 26 hari ditempatkan di medium dan mulai tumbuh tunas setelah 3 hari tumbuh akar.
d) Penyemaian bibit
Proses selanjutnya bibit dipindahkan di medium penyemaian yang berupa pasir yang sudah steril (setelah mata tunas sudah berakar dan bertunas di dalam medium), dengan kedalaman tanam disesuaikan dengan ukuran bibit. Setelah ditanam, kemudian ditutup dengan plastik bening agar mendapatkan cahaya lampu dan tempatkan di tempat yang terbebas dari mikroorganisme (aseptik). Buka penutup plastik bening pada sore dan ma’am hari sekitar 1-2 hari sebelum bibit dipindahkan ke kebun.
e) Penanaman bibit di kebun
Bibit krisan dapat dipindahkan di kebun ketika sudah tumbuh dengan ketinggian kurang Iebih 9 cm dan memiliki daun sebanyak kurang Iebih helai.
2) Stek pucuk
Stek adalah suatu usaha untuk menghasilkan bibit dengan cara melakukan pemotongan pada salah satu bagian dari tanaman induk, seperti batang, pucuk, cabang, atau akar, yang kemudian bagian yang dipotong akan disemaikan/ditanam di media semai agar tumbuh akar. Stek pucuk adalah stek yang dilakukan dengan mengambil pucuk tanaman induknya. Adapun tahapan untuk melakukan stek pucuk pada krisan, antara lain:
a) Menyeleksi tanaman krisan sebagai induk
Langkah pertama dalam melakukan stek adalah dengan menyeleksi
tanaman krisan untuk dijadikan induk. Dengan mendapatkan induk yang berkualitas, akan menghasilkan bibit yang berkualitas pula. Ciri-ciri induk krisan yang berkualitas adalah pertumbuhan bunganya cepat, memiliki produktivitas bunga yang cukup tinggi, serta tidak terserang hama dan penyakit (dalam kondisi sehat).
tanaman krisan untuk dijadikan induk. Dengan mendapatkan induk yang berkualitas, akan menghasilkan bibit yang berkualitas pula. Ciri-ciri induk krisan yang berkualitas adalah pertumbuhan bunganya cepat, memiliki produktivitas bunga yang cukup tinggi, serta tidak terserang hama dan penyakit (dalam kondisi sehat).
b) Menyeleksi pucuk sebagai bibit
Setelah mendapatkan induk yang berkualitas, Iangkah selanjutnya adalah menyeleksi pucuk dari induk tersebut untuk dijadikan bibit krisan. Adapun pucuk yang baik untuk dijadikan bibit krisan adalah memiliki kurang Iebih 4 helai daun yang sudah dewasa dengan warna hijau cerah dan memiliki diameter pangkalnya kurang Iebih 4 mm.
c) Memotong pucuk
Setelah menemukan pucuk yang baik untuk dijadikan bibit, kemudian potong pucuk tersebut dengan menggunakan silet atau pisau yang steril dan tajam, dengan ukuran panjang pucuk yang dipotong kurang Iebih 7 cm. Setelah dipotong, cabut sebagian atau seluruh daun yang berada pada pucuk tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Setelah itu, pucuk yang ingin dijadikan akar direndam dalam larutan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)/Rotoon selama kurang Iebih 5 menit. Larutan ZPT berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan akar.
d) Penyemaian pucuk stek
Setelah pucuk stek dipotong dan direndam dalam larutan ZPT (Rotoon),selanjutnya pucuk stek tersebut disemai. Sebelumnya, perlu menyiapkan media semai berupa pasir yang sudah steril. Media semai tersebut dimasukkan ke dalam pot atau polybag yang bagian bawahnya dilubangi untuk menghindari jumlah air yang berlebihan, yang dapat mengakibatkan pucuk stek menjadi busuk. Setelah media semai dibuat, selanjutnya tanam pucuk stek dengan cara menancapkannya ke dalam media semai tersebut dengan kedalaman sekitar sepertiga dari panjang pucuk stek. setelah itu, tutup dengan plastik bening dan tempatkan di dalam ruangan. Gunakan lampu untuk membantu proses pertumbuhannya dan lakukan perawatan dengan melakukan penyiraman menggunakan sprayer air sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Apabila ada hama atau penyakit maka lakukan penyemprotan dengan mengunakan pestisida.
e) Pemindahan bibit ke kebun
Bibit krisan dapat dipindahkan dari tempat penyemaian ke kebun untuk ditanam hingga berbunga kurang lebih 13 hari setelah semai.
6 komentar:
Terima kasih, sangat membantu sekali
mau tanya, kalo misalkan cara steknya ga pake cairan zpt masih bisa tumbuh ga?
jadi langsung ditanem di tanah gitu..
mau tanya, kalo misalkan cara steknya ga pake cairan zpt masih bisa tumbuh ga?
jadi langsung ditanem di tanah gitu..
saya juga mau tanya, pertanyaan saya sama dengan pertanyaan mbak Refinia Astuti. Apakah bisa kalau distek tanpa menggunakan ZPT / distek biasa seperti menanam singkong apa bisa tumbuh? mohon penjelasannya. terimakasih.
Saya sedang coba stek sdh seminggu...tp kok belum nambah daun ya, harusnya dikasi pupuk apa? kimia atau organik
Saya sedang coba stek sdh seminggu...tp kok belum nambah daun ya, harusnya dikasi pupuk apa? kimia atau organik
Posting Komentar